Kamis, 31 Januari 2019

PERKEMBANGAN TUBUH REMAJA


Hasil gambar untuk gambar perkembangan remaja

Sejak lahir,jasmani seseorang terus tumbuh berkembang. Baik dalam bentuk badan dan ukuran-ukuran badannya, maupun dalam kerjanya. Perkembangan ini berjalan terus sampai seseorang menjadi dewasa, ialah pada umur sekitar 25 tahun. Akan tetapi perkembangan jiwa seseorang, di antaranya perkembangan kecerdasan seseorang, tidak berhenti dalam umur 25 tahun. Sebab perkembangan jiwa atau kecerdasan seseorang mungkin masih dapat berlangsung terus sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pertumbuhan jasmani dan Pertumbuhan Kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh beberapa Faktor atau keadaan, seperti berikut ini:
  1. Faktor Keturunan
Artinya bila orang tuanya besar-besar, mungkin sekali anak-anaknya juga besar-besar. Kalau orang tuanya tinggi,anaknya juga tinggi. Kalau orang tuanya pandai,anaknya juga pandai.Walaupun menurut hukum keturunan (hukum genetika,tidak selalu dapat demikian halnya).

     2. Faktor Pembawaan
Artinya perkembangan seseorang sudah ditentukan pula oleh keadaannya selama didalam kandungan.Misalnya ada anak-anak yang lahir dengan kelainan-kelainan pada bagian tubuhnya, seperti busung kepala atau hydrocephalus,bibir sumbing,langit-langit yang terbelah, perkembangan jaringan otak yang tidak sempurna, dan macam-macam cacat jasmani lainnya.

     3. Faktor Luar
Faktor luar ini penting sekali diperhatikan. sebab faktor keturunan dan faktor pembawaan manusia tidak dapat berbuat banyak, maka manusia pada hakikatnya dapat mengendalikan faktor luar yang sangat berpengaruh bagi perkembangan jasmani.

Faktor luar yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut:
  • Keadaan Gizi
Kualitas gizi manusia sejak dalam kandungan, dan pada masa-masa pertumbuhan selanjutnya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan jasmani dan kecerdasan. Para ahli berpendapat bahwa kekurangan protein atau zat putih telur pada waktu anak-anak dapat mengakibatkan pertumbuhan kecerdasan.
  • Gangguan Kesehatan
Anak-anak yang sering sakit sudah tentu akan terganggu pula pertumbuhan badannya.lebih-lebih penyakit yang menahun.
  • Rangsangan
Latihan-latihan jasmani atau berolahraga jasmani akan dirangsang untuk tumbuh menjadi lebih kuat dan sehat. Orang-orang yang kurang gerak jasmaninya akan menjadi lemah dan tidak tahan mengahadapi serangan berbagai penyakit.

B. Pertumbuhan, Perkembangan, Kebutuhan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Usia Sekolah
 Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah dipengaruhi oleh (interaction) dan keputusan-keputusan yang diambilnya setiap saat, se hingga merupakan suatu proses yang dinamis. Ada beberapa tahap (stadium) tertentu di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ini, tetapi setiap orang tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh faktor- faktor keturunan, lingkungan dan pengalaman-pengalaman pribadi. Berikut ini akan diuraikan beberapa sifat-sifat dari pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah dengan menunjukkan kebutuhan kesehatan siswa sehingga dapat dibuat bimbingan, pendidikan dan pelajaran-pelajaran yang akan diberikan pada anak usia tertentu.




Umur 6-14 Tahun:
1. Perkembangan jasmani 

a. Perkembangan jasmani relatif lambat dibandingkan dengan perkembangan pada usia sebelumnya. b. Adanya pertumbuhan bola mata, sehingga ada kemungkinan ter jadinya gangguan penglihatan pada masa ini. 
c. Kerangka tulang belakang serta ligament masih lemah, sehingga perlu dijaga sikap duduk dan berdiri yang baik.
d. Masa pubertas yang terjadi pada akhir masa ditandai dengan adanya pertumbuhan badan yang sangat cepat. 
e. Telah tampak tenda-tanda permulaan masa adolesensia (masa remaja), pada anak laki-laki suara membesar, pada anak perempuan membesarnya buah dada serta haid pertama. 
f. Perkembangan jasmani sangat dipengaruhi oleh lingkungan mental dan sosial.

2. Perkembangan jiwa, emosi, sosial dan intelek 
a. Mulai belajar menghitung, membaca dan menulis, sudah mulai mengadakan konsepsi, simbolisasi dan belajar mengadakan komunikasi. 
b. Dimulai suatu perkembangan ”kepribadian sosial” dan mulai menyadari konsep-konsep hidup, (concience, moralitas dan norma ke hidupan). 
c. Pada masa pubertas (12-14), energi meluap-luap, avonturisme dan hubungan dengan orang lain masih canggung. 
d. Nilai religi (agama), etik dan estitik belum mendalam.

3. Kebutuhan (Requirements) 
a. Jumlah makanan yang cukup serta mempunyai nilai gizi yang tinggi. 
b. Latihan-latihan jasmani dan istirahat yang cukup serta teratur. 
c. Tindakan-tindakan pencegahan penyakit. 
d. Di dalam dan di luar lingkungan keluarga (sekolah, kepramukaan dan sebagainya), perlu diberi kesempatan untuk dapat memperkembangkan kepribadiannya yang meliputi segi sosial dan moral.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi 
a. Masalah gizi yang antara lain disebabkan oleh faktor emosional. 
b. Penyakit. 
c. Masalah gigi berupa antara lain malloclussion, crowding. 
d. Kontak lingkungan lebih luas sehingga dapat menimbulkan konflik-konflik karena perubahan-perubahan yang dialaminya.

Mesa Adolesensia (Masa Remaja)
1. Perkembangan jasmani 
a. Fungsi organ-organ endoktrin telah mencapai kesempurnaan.
b. Penambahan jaringan lemak di bawah kulit (subkutan) lebih banyak pada wanita dari pada anak laki-laki.
c. Jaringan otot-otot pada anak laki-laki lebih berkembang dari pada jaringan otot pada anak perempuan.

2. Perkembangan jiwa, emosi, sosial dan intelek
a. Faktor yang penting ialah perhatian terhadap seks, yang memengaruhi hubungan dengan kawan dari jenis kelamin yang lain. 
b. Pemikiran sudah kritis,  juga terhadap kewibawaan orang tuanya. 
c. Emosi belum mencapai suatu stabilisasi tertentu dan perlu adanya simpati dan nasehat-nasehat.
d. Mulai memisahkan diri dari orang tua dan mencari pergaulan dengan teman-teman sebayanya.
e. Ada aktivitas dan experimental sosial.
f. Melalui proses identifikasi dan imitasi dibangkitkan dan dikembangkan cita-cita muluk dan aspirasi-aspirasi yang tinggi, perlu ada nya identification figure yang baik.

3. Kebutuhan (Requirements) 
a. Diperlukan adanya pengertian dari orang tua dan keluarga, tentang proses perkembangan dan sifat-sifat tertentu pada anak masa peralihan ini sulit bagi kedua belah pihak, orang tua maupun anak.
b. Perlu penanggapan secara perorangan, jangan disamaratakan semua anak, tanpa mengabaikan faktor-faktor di luar diri mereka. 
c. Perlu bantuan dalam meringankan setiap tekanan (stress) baik fisik maupun mental.
d. Diberikan pendidikan tentang kesehatan dan sex yang diatur dan diselenggarakan secara bijaksana, termasuk pengetahuan biologi dari fungsi alat kelamin.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kurang pengertian, pengetahuan serta perhatian tentang kesehatan, dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit, cidera akibat kecelakaan, anemia, penyakit kulit, TBC, kekurangan gizi, obesitas, problem-problem psikologi, problem-problem seks dan lain-lain. 
b. Adaptasi sosial yang tidak berhasil, menimbulkan bermacam-macam tingkah laku dan perbuatan yang tidak baik, konflik dan cara -cara kehidupan yang tidak harmonis dalam keluarga lambat laun dapat menimbulkan gangguan mental, neurosis, psikosis, narkotika, dan lain-lain. 
c. Kehidupan spirituil yang baru berkembang dapat berubah-rubah menurut situasi kondisi dan waktu serta dapat menimbulkan penyelewengan atau tindakan ekstrem.


5. Usaha-Usaha yang perlu dikerjakan untuk Memenuhi Kebutuhan 
a. Pendidikan kesehatan termasuk di dalamnya tentang perkawinan dan kehidupan keluarga. 
b. Pemeliharaan kesehatan badan, termasuk pencegahan penyakit. 
c. Bimbingan dalam belajar dan aktivitas extra kurikuler. 
d. Pendidikan ketrampilan (vocational training). 
e. Usaha bimbingan dan nasehat bagi pelajar. 
f. Olahraga kesehatan. 
g. Pendidikan tentang bahaya-bahaya lingkungan.Sejak lahir,jasmani seseorang terus tumbuh berkembang. Baik dalam bentuk badan dan ukuran-ukuran badannya, maupun dalam kerjanya. Perkembangan ini berjalan terus sampai seseorang menjadi dewasa, ialah pada umur sekitar 25 tahun. Akan tetapi perkembangan jiwa seseorang, di antaranya perkembangan kecerdasan seseorang, tidak berhenti dalam umur 25 tahun. Sebab perkembangan jiwa atau kecerdasan seseorang mungkin masih dapat berlangsung terus sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Pertumbuhan jasmani dan Pertumbuhan Kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh beberapa Faktor atau keadaan, seperti berikut ini:
  1. Faktor Keturunan
Artinya bila orang tuanya besar-besar, mungkin sekali anak-anaknya juga besar-besar. Kalau orang tuanya tinggi,anaknya juga tinggi. Kalau orang tuanya pandai,anaknya juga pandai.Walaupun menurut hukum keturunan (hukum genetika,tidak selalu dapat demikian halnya).

     2. Faktor Pembawaan
Artinya perkembangan seseorang sudah ditentukan pula oleh keadaannya selama didalam kandungan.Misalnya ada anak-anak yang lahir dengan kelainan-kelainan pada bagian tubuhnya, seperti busung kepala atau hydrocephalus,bibir sumbing,langit-langit yang terbelah, perkembangan jaringan otak yang tidak sempurna, dan macam-macam cacat jasmani lainnya.

     3. Faktor Luar
Faktor luar ini penting sekali diperhatikan. sebab faktor keturunan dan faktor pembawaan manusia tidak dapat berbuat banyak, maka manusia pada hakikatnya dapat mengendalikan faktor luar yang sangat berpengaruh bagi perkembangan jasmani.

Faktor luar yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut:
  • Keadaan Gizi
Kualitas gizi manusia sejak dalam kandungan, dan pada masa-masa pertumbuhan selanjutnya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan jasmani dan kecerdasan. Para ahli berpendapat bahwa kekurangan protein atau zat putih telur pada waktu anak-anak dapat mengakibatkan pertumbuhan kecerdasan.
  • Gangguan Kesehatan
Anak-anak yang sering sakit sudah tentu akan terganggu pula pertumbuhan badannya.lebih-lebih penyakit yang menahun.
  • Rangsangan
Latihan-latihan jasmani atau berolahraga jasmani akan dirangsang untuk tumbuh menjadi lebih kuat dan sehat. Orang-orang yang kurang gerak jasmaninya akan menjadi lemah dan tidak tahan mengahadapi serangan berbagai penyakit.

B. Pertumbuhan, Perkembangan, Kebutuhan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Usia Sekolah
 Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah dipengaruhi oleh (interaction) dan keputusan-keputusan yang diambilnya setiap saat, se hingga merupakan suatu proses yang dinamis. Ada beberapa tahap (stadium) tertentu di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ini, tetapi setiap orang tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh faktor- faktor keturunan, lingkungan dan pengalaman-pengalaman pribadi. Berikut ini akan diuraikan beberapa sifat-sifat dari pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah dengan menunjukkan kebutuhan kesehatan siswa sehingga dapat dibuat bimbingan, pendidikan dan pelajaran-pelajaran yang akan diberikan pada anak usia tertentu.

Umur 6-14 Tahun:
1. Perkembangan jasmani 

a. Perkembangan jasmani relatif lambat dibandingkan dengan perkembangan pada usia sebelumnya. b. Adanya pertumbuhan bola mata, sehingga ada kemungkinan ter jadinya gangguan penglihatan pada masa ini. 
c. Kerangka tulang belakang serta ligament masih lemah, sehingga perlu dijaga sikap duduk dan berdiri yang baik.
d. Masa pubertas yang terjadi pada akhir masa ditandai dengan adanya pertumbuhan badan yang sangat cepat. 
e. Telah tampak tenda-tanda permulaan masa adolesensia (masa remaja), pada anak laki-laki suara membesar, pada anak perempuan membesarnya buah dada serta haid pertama. 
f. Perkembangan jasmani sangat dipengaruhi oleh lingkungan mental dan sosial.

2. Perkembangan jiwa, emosi, sosial dan intelek 
a. Mulai belajar menghitung, membaca dan menulis, sudah mulai mengadakan konsepsi, simbolisasi dan belajar mengadakan komunikasi. 
b. Dimulai suatu perkembangan ”kepribadian sosial” dan mulai menyadari konsep-konsep hidup, (concience, moralitas dan norma ke hidupan). 
c. Pada masa pubertas (12-14), energi meluap-luap, avonturisme dan hubungan dengan orang lain masih canggung. 
d. Nilai religi (agama), etik dan estitik belum mendalam.

3. Kebutuhan (Requirements) 
a. Jumlah makanan yang cukup serta mempunyai nilai gizi yang tinggi. 
b. Latihan-latihan jasmani dan istirahat yang cukup serta teratur. 
c. Tindakan-tindakan pencegahan penyakit. 
d. Di dalam dan di luar lingkungan keluarga (sekolah, kepramukaan dan sebagainya), perlu diberi kesempatan untuk dapat memperkembangkan kepribadiannya yang meliputi segi sosial dan moral.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi 
a. Masalah gizi yang antara lain disebabkan oleh faktor emosional. 
b. Penyakit. 
c. Masalah gigi berupa antara lain malloclussion, crowding. 
d. Kontak lingkungan lebih luas sehingga dapat menimbulkan konflik-konflik karena perubahan-perubahan yang dialaminya.

Mesa Adolesensia (Masa Remaja)
1. Perkembangan jasmani 
a. Fungsi organ-organ endoktrin telah mencapai kesempurnaan.
b. Penambahan jaringan lemak di bawah kulit (subkutan) lebih banyak pada wanita dari pada anak laki-laki.
c. Jaringan otot-otot pada anak laki-laki lebih berkembang dari pada jaringan otot pada anak perempuan.

2. Perkembangan jiwa, emosi, sosial dan intelek
a. Faktor yang penting ialah perhatian terhadap seks, yang memengaruhi hubungan dengan kawan dari jenis kelamin yang lain. 
b. Pemikiran sudah kritis,  juga terhadap kewibawaan orang tuanya. 
c. Emosi belum mencapai suatu stabilisasi tertentu dan perlu adanya simpati dan nasehat-nasehat.
d. Mulai memisahkan diri dari orang tua dan mencari pergaulan dengan teman-teman sebayanya.
e. Ada aktivitas dan experimental sosial.
f. Melalui proses identifikasi dan imitasi dibangkitkan dan dikembangkan cita-cita muluk dan aspirasi-aspirasi yang tinggi, perlu ada nya identification figure yang baik.

3. Kebutuhan (Requirements) 
a. Diperlukan adanya pengertian dari orang tua dan keluarga, tentang proses perkembangan dan sifat-sifat tertentu pada anak masa peralihan ini sulit bagi kedua belah pihak, orang tua maupun anak.
b. Perlu penanggapan secara perorangan, jangan disamaratakan semua anak, tanpa mengabaikan faktor-faktor di luar diri mereka. 
c. Perlu bantuan dalam meringankan setiap tekanan (stress) baik fisik maupun mental.
d. Diberikan pendidikan tentang kesehatan dan sex yang diatur dan diselenggarakan secara bijaksana, termasuk pengetahuan biologi dari fungsi alat kelamin.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kurang pengertian, pengetahuan serta perhatian tentang kesehatan, dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit, cidera akibat kecelakaan, anemia, penyakit kulit, TBC, kekurangan gizi, obesitas, problem-problem psikologi, problem-problem seks dan lain-lain. 
b. Adaptasi sosial yang tidak berhasil, menimbulkan bermacam-macam tingkah laku dan perbuatan yang tidak baik, konflik dan cara -cara kehidupan yang tidak harmonis dalam keluarga lambat laun dapat menimbulkan gangguan mental, neurosis, psikosis, narkotika, dan lain-lain. 
c. Kehidupan spirituil yang baru berkembang dapat berubah-rubah menurut situasi kondisi dan waktu serta dapat menimbulkan penyelewengan atau tindakan ekstrem.


5. Usaha-Usaha yang perlu dikerjakan untuk Memenuhi Kebutuhan 
a. Pendidikan kesehatan termasuk di dalamnya tentang perkawinan dan kehidupan keluarga. 
b. Pemeliharaan kesehatan badan, termasuk pencegahan penyakit. 
c. Bimbingan dalam belajar dan aktivitas extra kurikuler. 
d. Pendidikan ketrampilan (vocational training). 
e. Usaha bimbingan dan nasehat bagi pelajar. 
f. Olahraga kesehatan. 
g. Pendidikan tentang bahaya-bahaya lingkungan.




Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu tertentu. Jadi, pertumbuhan dapat disebutkan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik. Oleh karena itu, pertumbuhan dapat dilihat pada anak dengan adanya perubahan-perubahan seperti berat badan bertambah; tinggi badan bertambah; ukuran lingkaran kepala bertambah; ukuran lingkaran dada bertambah; ukuran lingkaran pinggul bertambah; ukuran lingkaran lengan bertambah; adanya perubahan yang progresif pada struktur tulang, otot, saraf, dan kelenjar.
Bentuk-bentuk perubahan di atas akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor sebelum lahir, faktor ketika lahir, faktor sesudah lahir, dan faktor psikologis.
Pada tahap berikutnya, pertumbuhan akan sampai pada masa remaja. Masa remaja sering disebut juga sebagai masa penghubung masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa penghubung tersebut yaitu pada usia 13 – 19 tahun. Pada masa ini terdapat kematangan fungsi jasmaniah yang bersifat biologis.
Pada masa remaja dapat dibagi dalam empat fase yaitu masa awal pubertas/prapubertas; masa menentang kedua/ fase negatif; masa pubertas sebenarnya dimulai pada usia + 14 tahun untuk laki-laki dan pada wanita umumnya terjadi lebih awal; fase adolesensi, yang dimulai pada masa usia + 17 tahun sampai + 21 tahun.

b. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan-perubahan pskikofisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak. Perubahan ini ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan. Jadi, perkembangan dalam pengertian sempit dapat disebutkan sebagai proses pematangan fungsiu-fungsi nonfisik. Oleh karena itu, perkembangan ini sangat tergantung pada faktor herediter atau keturunan; lingkungan yang menguntungkan atau merugikan; kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis; serta faktor aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan.
Perkembangan yang terjadi pada anak bersifat abstrak atau tidak tampak dapat dilihat dari pelaku anak itu sendiri, misalnya: selalu ingin bereksperimen, mencari pengalaman baru, ingin tahu, dan tumbuh rasa tanggung jawab.

c. Upaya-Upaya yang Perlu Dilakukan untuk Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri
Kesehatan pribadi adalah upaya seseorang untuk memeliharadan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Dalam hal ini terdapat dua hal yang perlu diketahui sebagai berikut.

1). Masalah Kebersihan
Masalah kebersihan merupakan suatu upaya untuk mencapai kesehatan seseorang hingga dalam pepatah dikatakan bersih itu sehat. Masalah kebersihan meliputi beberapa bagian yang harus dijaga sebagai berikut.
a). Menjaga kebersihan tubuh meliputi beberapa hal seperti berikut ini.
(1). Untuk menjaga kebersihan badandilakukan dengan mandi menggunakan air bersih dan sabun, sekurang-kurangnya dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
(2). Untuk menjaga kebersihan gigi dengan menggosok gigi menggunakan sikat gigidan odol sekurang-kurangnya dua kali sehari, setelah bangun tidur atau akan tidur dan setyelah makan.
(3). Untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan ketika akan makan dan sesudah makan serta memotong kuku agar kotoran tidak menempel pada kuku.
(4). Untuk menjaga kebersihan kaki adalah dengan dengan mencuci kaki ketika akan tidur dan selalu menggunakan alas kaki bila keluar rumah.
b). Menjaga kebersihan pakaian, meliputi beberapa hal seperti berikut ini.
(1). Janganlah terlalu lama mengenakan pakaian yang sama. Oleh karena itu, dianjurkan paling lama menggunakan pakaian satu hari, baik pakaian luar maupun dalam.
(2). Hendaklah pakaian dicuci menggunakan air bersih dan sabun agar kotoran hilang.
(3). Setelah dicuci, pakaian dijemur hingga kering lalu diseterika. Selain pakaian tidak lecek/ lusut, juga dapat membunuh kuman-kuman yang menempel pada pakaian.
c). Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, meliputi beberapa hal seperti berikut ini. 
(1). Menyapu rumah dan lingkungan yang bertujuan untuk membersihkan segala macam kotoran yang terdapat di rumah dan lingkungan. Halaman rumah yang kotor, akan menjadi tempat bersarang berbagai macam bibit penyakit, misalnya malaria, demam berdarah, disentri, dan tipus.
(2). Hendaklah kita membuang sampah pada tempatnya agar kebersihan tetap terjaga. Oleh karena itu, di rumah harus selalu tersedia tempat sampah.
(3). Hendaklah membuang limbah dan kotoran pada tempatnya. Misalnya membuang limbah air cucian piring hendaklah disalurkan pada got yang tersedia dan begitu pula membuang kotoran manusia hendaklah di WC.

2). Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan merupakan kekayaan kita yang paling utama dalam kehidupan. Oleh karena itu, kesehatan merupakan prioritas utama dalam kehidupan kita. Salah satu langkah untuk menjaga kesehatan sebagai berikut.
a). Menjaga kebersihan, baik kebersihan badan, pakaian, gigi, kaki, tangan, maupun kebersihan rumah dan lingkungan.
b). Memakan makanan yang cukup gizi seperti:
(1). Cukup zat tenaga, yang terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein.
(2). Cukup zat pembangun, yang terdiri atas protein, mineral, dan air serta
(3). Cukup zat pengatur, yang terdiri atas vitamin, mineral, dan air.
c). Menjaga keseimbangan yang baik antara kerja dan istirahat. Istirahat yang baik adalah tidur. Lama tidur adalah 8 – 10 jam per hari.
d). Menjaga kondisi badan, dengan berolahraga yang baik dan benar. Seperti latihan olahraga tiga kali per minggunya. Sedangkan yang dimaksud dengan olahraga yang benar adalah disesuaikan dengan bentuk gerakan yang dilakukan dan porsi latihannya. Biasanya porsi latihan menggunakan patokan denyut nadi per menit, misalnya si A akan melakukan olahraga hanya + 70% dari kemampuan maksimalnya, maka denyut nadi si A tersebut per menitnya harus mencapai jumlah seperti berikut.
220 – umur x 70% = 220 – 13 x = + 144 per menitnya.
Untuk mengukur denyut nadi ini bisa dilakukan dengan meraba nadi pada pergelangan tangan kiri dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah.
Keterangan:
220 = sudah rumus
13 = umur masing-masing siswa
70% = porsi latihan

(Daftar Pustaka, Dwidjo, Saputro, D. 1960 Sari Ilmu Kesehatan. Jakarta: Erlangga
Drs. Roji. Edisi Revisi 1996 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. 
Klaten: Intan Pariwara).


Pertumbuhan adalah hal yang pasti terjadi bagi setiap individu. Pertumbuhan ini terjadi terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Setiap individu asti mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa) dalam hidupnya, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja adalah masa yang paling indah, karena pada masa ini setiap individu merasakan hal-hal baru pada dirinya, baik itu berkaitan dengan fisik ataupun psikisnya. Namun, masa remaja juga merupakan masa yang rentan dengan perilaku-perilaku yang kurang baik. Hal ini dapat terjadi karena pada remaja merupakan individu yang suka mencoba hal-hal yang baru yang mana hal-hal tersebut belum tentu baik untuk mereka.
Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat struktural maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan.
  1. Rumusan Masalah
  2. Apa pengertian remaja?
  3. Apa pengertian petumbuhan fisik?
  4. Apa jenis-jenis perubahan dalam pertumbuhan fisik remaja?
  5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?
  6. Bagaimana pengaruh pertumbuhan fisik remaja terhadap tingkah laku?

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Remaja
Melihat dari istilahnya ada beberapa istilah yang dipakai untuk menunjukkan masa remaja, diantaranya ialah puberteit, adolescentia, dan youth. Namun, di Indonesia istilah yang sering digunakan ialah pebertas atau remaja. Pubertas berasal dari bahasa Latin yang berarti usia kedewasaan (the age of manhood) atau dalam bahasa Inggris disebut puberty dan puberteit dalam bahasa Belanda.
Menurut Mappiare (1982), masa remaja adalah masa yang berlangsung antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan bagi pria berlangsung antara 13 tahun sampai 22 tahun. Menurut Hurlock (1964) rentangan usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun adalah remaja akhir.
Menurut Shaw dan Constanzo (1985) pada masa ini remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini sangat memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan. Perekembangan intektual yang terus menerus menyebabkan remaja mencapai tahap operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar apa yang adanya. Kemampuan intelektual seperti ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya.

  1. Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan fisik meliputi; perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.
Ada perbedaan perubahan fisik pada anak laki-laki dengan perempuan. Anak perempuan mulai bertumbuh pesat pada usia 10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun. Sedangkan anak laki-laki dua tahun lebih lambat mulainya, namun akhirnya anak laki-laki bertambah 12-15 cm dalam satu tahun hingga pada usia 13 tahun sampai menjelang 14 tahun. Namun, pada kenyataannya pertumbuhan fisik dan emosional tidaklah selalu berjalan searah. Seorang anak yang bertubuh tinggi, tidak selalu lebih matang secara emosional dibandingkan dengan anak seusia yang lebih pendek.

  1. Jenis-Jenis Perubahan dalam Pertumbuhan Fisik Remaja
Ada beberapa perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja, yaitu :
  1. Perubahan Ukuran Tubuh
Irama pertumbuhan mendadak menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum anak mencapai taraf pematangan kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tiggi 10-15 cm dan bertambah berat 5-10 kg setelah terjadi pematangan kelamin. Pertumbuhan tubuh selanjutnya masih terus terjadi namun dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat tahun pertumbuhan tinggi badan akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki tumbuh terus lebih cepat daripada anak perempuan.
  1. Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proposional. Proporsi yang tidak seimbang akan berlangsung terus sampai masa puber selesai sehingga akhirnya roporsi tubuh mulai tampak seimbang menjadi menjadi proporsi orang dewasa. Perubahan ini terjadi baik di dalam maupun di bagian luar tubuh anak. Misalanya, di masa anak-anak ukuran jantung kecil sedangkan pembuluh darah kulit belum begitu tampak. Pada masa puber terjadi sebaliknya. Di bagian luar tampak pertumbuhan kaki dan tangan lebih panjang dibanding tubuh.
  1. Ciri Kelamin Primer
Pada masa anak-anak, alat kelamin primer masih belum berkembang dengan sempurna. Ketika memasuki masa remaja alat kelamin mulai berfungsi dengan sempurna saat remaja berusia 14 tahun, yaitu saat saat pertama kali mengalami “mimpi basah”. Sedangkan anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu saat pertama kali menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan masih belum sempurna, sehingga belum mampu mengandung anak untuk beberapa bulan. Masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
  1. Ciri Kelamin Sekunder
Yang dimaksud ciri kelamin sekunder (ciri kelamin kedua) pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, pinggul melebar lebih lebar dari lebar bahu, tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Sedangkan ciri kelamin sekunder pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, otot-otot mulai tampak, bahu melebar lebih lebar dari pinggul, nada suara membesar, tumbuh jakun, tumbuh bulu ketiak, bulu dada, bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar.
Ciri kelamin sekunder inilah yang membedakan bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula yang sering kali menjadi daya tarik antar lawan jenis. Perubahan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri kelamin primer dan keduanya akan mencapai taraf kematangan pada tahun pertama dan kedua masa remaja.

Ada 3 hal yang membedakan anak laki-laki dan perempuan dalam kematangan seksual, yaitu :
  • Kriteria Kematangan Seksual
Kriteria ini tampak jelas pada anak perempuan dari pada anak laki-laki. Menarche atau menstruasi dipakai sebagai tanda permulaan pubertas. Sesudah itu masih dibutuhkan satu sampai satu setengah tahun lagi sebelum anak perempuan betul-betul matang untuk bereproduksi.
  • Permulaan Kematangan Seksual
Permulaan kematangan seksual pada anak perempuan kira-kira dua tahun lebih cepat mulainnya daripada anak laki-laki. Menarche merupakan tanda permulaan kematangan seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10 sampai 16,5 tahun. Jadi sekitar satu tahun sesuadah dilaluinya puncak percepatan pertumbuhan.
Pada anak laki-laki baru terjadi produksi spermatozoa hidup selama kira-kira satu tahun sesudah puncak percepatan perkembangan (kurang lebih usia 14 tahun). Namun ejakulasi pertama (mimpi basah) mendahului puncak percepatan perkembangan tetapi dalam air mani baru terdapat sedikit sperma.
  • Urutan Gejala Kematangan
Pada anak perempuan kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin dengan tumbuhnya buah dada (payudara) yang tampak dan bagian puting susu yang sedikit mencuat. Hal ini terjadi pada usia 8 sampai 13 tahun. Baru pada stadium kemudian, menjelang menarche jaringan pengikat sedikitnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa. Kelenjar payudara baru mengadakan reaksi pada masa kehamilan dengan suatu pembengkakan sedangkan produksi air susu terjadi pada akhir kehamilan. Hal ini merupakan akibat reaksi-reaksi fisiologi yang menyebabkan perubahan pada organ-organ kelamin internal.
Pada anak laki-laki, kematangan sesksual dimulai dengan pertumbuhan teste yang dimulai antara umur 9,5 dan 13,5 tahun dan berkhir antara 13,5 dan 17 tahun. Pada usia kurang lebih 15-16 tahun, pada anak laki-laki maupun perempuan pangkal tenggorokannya (jakun) mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi lebih panjang.
  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja antara lain yaitu :
  1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan dan faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari pada anak lainnya sehingga tubuhnya lebih berat. Faktor lingkungan akan menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang di bawa anak. Pada setiap usia, lingkungan lebih berpengaruh terhadap berat tubuh dari pada terhadap tinggi tubuh.

  1. Pengaruh Gizi
Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi.
  1. Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan. Kondisi ini akan berakibat berkurangnya penbentukan hormon perumbuhan di kalenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remaja terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
  1. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan. Kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun, anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
  1. Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial-ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
  1. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat dari pada anak yang sering sakit.
  1. Pengaruh Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh, apakah mesomorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar dari pada yang endomorf, karena mereka memang lebih gemuk dan berat.

  1. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Remaja terhadap Tingkah Laku
Perubahan fisik selalu dibarengi dengan perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit parah karena sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan sikap anak itu sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Pada masa ini seringkali dinamakan sebagai “masa negatif”, karena perilaku anak yang pada awalnya telah terbentuk mendadak menjadi sulit diduga dan sering melawan norma sosial yang berlaku.
Meskipun pengaruh pubertas terhadap anak berbeda-beda, namun cara melampiaskan gangguan ketidakseimbangan tampaknya sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan pikirannya atau pun perasaannya, ada kecenderungan menarik dari keluarga atau teman, lebih senang meyendiri, menentang kewenangan (misalnya orang tua dan guru), sangat mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di rumah atau di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tidak bahagia.
Dalam proses pertumbuhan fisik seorang anak banyak ha-hal yang dirasakan. Adapun rasa ketidaknyamanan mendominasi perasaan mereka. Perasaan tidak nyaman ini misalnya adanya keluhan, gelisah, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung dan sebagainya. Namun gangguan ini lebih sering dirasakan oleh anak perempuan dari pada anak laki-laki.
Hasil gambar untuk gambar perkembangan remaja
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
  1. Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke dewasa, dimulai dari pubertas, serta ditandai dengan perubahan pesat dalam berbagai aspek perkembangan baik fisik maupun psikis.
  2. Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan fisik meliputi perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.
  3. Ada perbedaan perubahan fisik pada anak laki-laki dengan perempuan. Anak perempuan mulai bertumbuh pesat pada usia 10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun. Sedangkan anak laki-laki dua tahun lebih lambat mulainya, namun akhirnya anak laki-laki bertambah 12-15 cm dalam satu tahun hingga pada usia 13 tahun sampai menjelang 14 tahun.
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja
  • Pengaruh keluarga
  • Pengaruh gizi
  • Gangguan emosional
  • Jenis kelamin
  • Status sosial ekonomi
  • Kesehatan
  • Pengaruh bentuk tubuh
  1. Saran
  2. Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa PPGT yang sebagai calon-calon guru agar lebih mamahami pertumbuhan fisik remaja sekaligus tahap-tahap pertumbuhannya karena materi ini sangat berkenaan dengan kondisi peserta didik nantinya.
  3. Bagi para pembaca agar dari pemaparan materi pertumbuhan fisik remaja dapat memberikan pengetahuan baru serta meningkatkan pengetahuan masing-masing dengan menemukan referensi lain yang berkaitan dengan materi pertumbuhan peserta didik.

TOLAK PELURU

Pengertian Tolak Peluru

pengertian tolak peluru
via olympic.org
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik dimana sang atlet akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu dan aturan main yang telah ditetapkan.
Olahraga tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor.
Sebagai salah satu olah raga cabang lempar, tolak peluru merupakan satu-satunya yang bisa dilakukan di lapangan indoor karena tidak seperti lempar cakram misalnya, tolak peluru tak membutuhkan area pendaratan peluru yang luas, karena sejauh ini belum ada atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.
Tolak peluru merupakan salah satu olah raga berat yang tidak bisa dilakuka sembarangan, meski olah raga ini terkesan sepele, yakni hanya melakukan tolakan bola besi dan selesai.
Rata-rata para juara dunia baik untuk kelas laki-laki atau perempuan, memiliki postur tubuh yang besar dan memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan meski banyak juga atlet tolak peluru yang memiliki postur tubuh sedang.
Faktor penentu dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik dan postur tubuh atlet.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa atlet berbadan besar cenderung memiliki energi besar dan cocok untuk olah raga ini, namun bukan berarti atlet bertubuh sedang atau bertubuh kecil tidak bisa melakukannya, asalkan tolak peluru ini dilakukan dengan teknik yang baik serta dilakukan dengan energi besar (soal energi bisa dilatih tanpa harus selalu berkaitan dengan ukuran tubuh), maka hasil tolakan akan juga jauh.

Sejarah Tolak Peluru

sejarah tolak peluru
via pinterest.com
Tolak peluru merupakan olah raga yang telah ada sejak zaman Yunani kuno, hanya saja pada waktu itu bentuk dan tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.
Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru bernama lempar beban (weight trowing).
Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau bahkan jenis beban persisnya (yang bisa ditelusuri dari data sejarah yang ada hanyalah lempar batu) yang dipergunakan pada waktu itu.
Namun demikian, olah raga ini merupakan salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.
Sekali lagi, kompetisi ini tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa ditemukan dalam olah raga lempar beban tersebut adalah kompetisi yang diadakan di Skotlandia pada abad ke 1.
Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan yang serupa, yakni lempar beban dan lempar palu.
Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini adalah kompetisi pada era pertengahan di mana kompetisi yang diselenggarakan oleh kalangan militer ini diikuti oleh para prajurit yang melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak.
Kompetisi tolak peluru yang pertama kali terdokumentasikan adalah kompetisi di Skotlandia sebagai salah satu bagian dari The British Amateur Championships pada tahun 1866.
Sejak saat itu olah raga ini mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa dan menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern pertama di Yunani pada tahun 1896.

Gaya Tolak Peluru

gaya tolak peluru
via olympic.org
Dalam olah raga tolak peluru, ada tiga gaya yang pernah digunakan dalam pertandingan, yakni gaya Klasik, Gaya Glide (meluncur) dan gaya spin (berputar).
Dari ketiga gaya tersebut, hanya gaya meluncur dan berputar saja yang masih dipergunakan hingga saat ini. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Gaya Klasik (samping)

Gaya ini merupakan gaya yang paling tua dan tidak diketahui siapa penemunya.
Gaya ini merupakan gaya tolak peluru yang menggunakan awalan menyamping, yakni atlet menghadap kesamping dalam posisi siap sebelum mulai menolak peluru.
Pada gaya ini, peluru mula-mula dipegang dengan dua tangan, tangan kanan menyangga peluru di atas bahu, dan tangan kiri memegang atau menjaga peluru bagian atas.
Namun peluru tersebut nantinya tetap akan dilempar dengan menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan.

2. Gaya Glide (meluncur)

Gaya ini pertamakalinya dirilis pada tahun 1951 dan pertamakali dipergunakan oleh Parry O’Brien dari Amerika Serikat.
Berbeda dengan gaya samping, pada gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru.
Pada gaya ini, atlet akan menghadap ke belakang pada persiapan awalnya, lalu mendorong tubuhnya ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan melontarkan peluru.
Lemparan terjauh dengan menggunakan gaya ini adalah lemparan milik Ulf Timmermann (Jerman Timur) dengan jarak lempar sejauh 23.06 meter.

3. Gaya Spin (berputar)

Gaya ini pertamakali d rilis pada tahun 1972 oleh Aleksandr Baryshnikov dari Rusia yang berhasil membuat rekor baru untuk nomor putra dengan jarak lempar 22 meter di tahun itu.
Pada gaya ini, atlet akan melakukan putaran 360 derajad sebelum melakukan lemparan.
Gaya berputar ini diharapkan mampu memberikan momentum terbaik untuk melempar peluru sejauh-jauhnya.
Gaya ini merupaka gaya yang paling sulit dalam tolak peluru karena atlet tak hanya fokus pada kekuatan tolakan, namun juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.
Jika sedikti saja atlet melakukan kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk dan bahkan bisa berujung pada kegagalan.
Atlet terbaik dalam tolak peluru yang memecahkan rekor baru dengan gaya ini adalah Randy Brandes yang berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter.

Teknik Tolak Peluru

teknik tolak peluru
via pinterest.com
Teknik terpenting dalam tolak peluru terletak dalam gaya untuk melakukan tolakan.
Posisi jari dalam memegang peluru tidaklah terlalu penting. Peluru bisa dipegang dengan posisi jari senyaman mungkin agar bisa menahan bola saat tolakan. Sementara itu, pada posisi awal peluru akan stabil karena selalu menempel pada leher.
Berikut ini uraian teknik mulai dari persiapan awal hingga melakukan tolakan dengan menggunakan dua gaya, yakni gaya glide dan spin:

1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)

teknik tolak peluru gaya glide atau meluncur
via researchgate.net
Posisi awal pada gaya ini adalah dengan menghadapkan tubuh ke arah belakang membelakangi sektor pendaratan, memegang peluru dengan tangan kanan, lalu menempelkan peluru tersebut dengan leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan menyesuaikan posisi peluru.
Teknik yang diperlukan menyesuaikan kenyamanan atlet dalam melakukan hal ini.
Setelah itu posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan sehingga posisi bahu kiri lebih tinggi.
Kaki kanan di tekuk sedikit untuk memberikan daya tolakan, dan kaki kiri di tempatkan ke belakang, bisa lurus atau sedikit tertekuk dengan ujung kaki menyentuh lantai.
Selanjutnya saat hendak melakukan luncuran 180 derajad, badan dicondongkan sedikit ke depan sehingga ujung kaki kiri bisa terangkat dari lantai, kemudian kaki kanan melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke balok batas lempar.
Pada momen tersebut tubuh bersamaan berputar mengarah ke depan dan tangan kanan melakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya.
Ketika tangan kanan mulai melakukan tolakan, geserlah posisi kepala sehingga tidak menghalangi lajunya peluru mengarah ke sektor pendaratan.
Jika atlet tersebut kidal, maka yang dilakukan adalah gerakan dengan menggunakan bagian tubuh sebaliknya dengan cara yang sama.

2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)

teknik tolak peluru gaya spin atau berputar
via pinterest.com
Gaya ini sangat mirip dengan gaya berputar pada lempar cakram dalam hal melakukan putaran.
Awalan dilakukan sebagaimana gaya glide, yakni atlet menghadap ke belakang, tangan kanan memegang peluru dan menempelkannya di leher. Tubuh tegak dengan kepala miring.
Posisi kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar. Lalu pada gerakan pertama, kaki kiri menjadi tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.
Ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil akhir posisi kaki kanan masih membelakangi area pendaratan dan bersiap menjadi poros.
Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri yang semula menjadi poros kini diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga nantinya kaki kananlah yang berperan menjadi poros akhir bagi putaran tubuh.
Kaki kiri akan di tapakkan di belakan kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit dan posisi tubuh berubah menjadi agak serong mengarah ke samping-belakang.
Seketika setelah kaki kiri jatuh, tubuh dihadapkan ke depan bersamaan dengan tangan kanan melakukan tolakan peluru dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan diikuti putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan daya dorong.
Setelah peluru terlempar, kemugkinan tubuh masih berputar sebagai efek dari energi yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.

Peraturan Tolak Peluru

peraturan tolak peluru
via olympic.org
Dalam olahraga tolak peluru, ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh peserta. Berikut ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru:
  1. Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang dan samping.
  2. Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan setelah namanya dipanggil.
  3. Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih boleh menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.
  4. Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan gerakan untuk tolakan.
  5. Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.
  6. Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, ia menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka ia dinyatakan diskualifikasi.
  7. Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).
  8. Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan melewati sisi lingkaran bagian belakang.
  9. Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

Lapangan Tolak Peluru

lapangan tolak peluru beserta ukurannya
via pinterest.com
Lapangan tolak peluru sangat mirip dengan lapangan lempar cakram, namun bisa dibedakan dari adanya papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru.
Bentuk utuh dari lapangan tolak peluru bisa dilihat pada gambar yang paling kanan, sementara detail ukuran lapangan bisa dilihat pada gambar tengah sebagaimana akan diperjelas pada poin-poin berikut ini:
  1. Lapangan tolak peluru terbagi menjadi dua, yakni sektor pendaratan dan lingkaran tolakan.
  2. Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector line) sekaligus garis ukur standard yang berada di tengah area sektor pendaratan. Panjang dari sektor ini minimal 25 meter dengan sudut 40 derajad.
  3. Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring besi dengan ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm yang berfungsi sebagai batas lingkaran. Pada bagian depan lingkaran ini dipasang balok batas tolakan dengan ukuran panjang 1,22 meter setinggi 10 cm dengan ketebalan11,4 cm.

Peralatan Tolak Peluru

peralatan tolak peluru
via athleticsdirect.co.uk
Selain lapangan tolak peluru seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, peralatan lain yang dipergunakan dalam pertandingan tolak peluru adalah:
  1. Alat pengukur
  2. Bendera
  3. Peluit
  4. Bola besi/peluru dengan ketentuang sebagai berikut:
  • Besar bola menyesuaikan dengan jenis lapangan, biasanya lapangan indor akan menggunakan bola dengan ukuran sedikit lebih besar dari outdoor dan tentunya bola tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda asalkan beratnya sama. Peluru ini bisa dibuat dari bahan berupa pasir, besi, logam solid, stainless steel, material sintetis dan polyvinyl.
  • Bola besi/peluru untuk senior putra dengan berat 7.257 Kg
  • Bola besi/peluru untuk senior putri dengan berat 4 Kg
  • Bola besi/peluru untuk junior putra dengan berat 5 Kg
  • Bola besi/peluru untuk junior putri dengan berat 3 Kg

Atlet Tolak Peluru

atlet tolak peluru
via pinterest.com
Sebagaimana telah disinggung di awal, jauh tidaknya jarak lemparan yang dihasilkan bergantung pada energi atlet dan ukuran tubuh atlet.
Meski tidak selalu, namun atlet berbadan besar pada umumnya jauh lebih unggul dalam pertandingan ini.
Terkait dengan gaya lemparan, atlet bertubuh pendek akan lebih cenderung menggunakan gaya berputar (spin) dan atlet bertubuh tinggi akan cenderung menggunakan gaya meluncur (glide).
Dalam sejarah prestasi yang pernah diraih atlet tolak peluru, ada tiga nama yang telah menjadi legenda.
Yang pertama adalah Randy Barnes, atlet tolak peluru asal Amerika Serikat, berhasil menjadi pemecah rekor dunia tolak peluru nomor putra pada lapangan indoor dan outdoor dengan jarak 23.12 meter (outdoor) dan 22.66 meter (indoor).
Yang kedua, pada nomor putri, untuk lapangan outdoor Natalya Lisovskaya (Rusia) berhasil mencetak rekor terjauh dengan jarak 22.63 meter.
Sementara itu, atlet ketiga yang juga berasal dari nomor putri, Helena Fibingerova (Republik Ceko), menjadi jawara tolak peluru dalam lapangan indoor dan memecahkan rekor dengan jarak lemparan sejauh 22.50 meter.
Selain itu, dalam nomor putra, berikut ini merupakan 5 atlet tolak peluru papan atas, yaitu;
  1. Randy Barnes (Amerika) yang melempar sejauh 23,12 meter pada 20 Mei 1990 di Westwood.
  2. Ulf Timmermann (Jerman Timur) yang melempar sejauh 23.06 meter pada 22 Mei 1988 di Khania.
  3. Alessandro Andrei (Italia) yang berhasil melempar sejauh 22.91 meter pada 12 Agustus 1987 di Viareggio.
  4. Brian Oldfield (Amerika) yang berhasil melempar sejauh 22.86 meter pada 10 Mei 1975 di El Paso.
  5. Werner Gunthor (Swiss) yang berhasil melempar sejauh 22.75 meter pada 23 Agustus 1988 di Bern.
Pada nomor putri, 5 atlet berikut ini merupakan para atlet tolak peluru peringkat papan atas, yaitu;
  1. Natalya Lisovskaya (Rusia) yang melempar sejauh 22.63 meter pada 7 Juni 1987 di Moscow.
  2. Helena Fibingerova (republik Ceko) yang melempar sejauh 22.50 meter pada 19 Februari 1977 di Jablonec nad Nisou.
  3. Ilona Slupianek (Jerman Timur) yang melempar sejauh 22.45 meter pada 11 Mei 1980 di Postdam.
  4. Claudia Losch (Jerman Barat) yang melempar sejauh 22.19 meter pada 23 Agustus 1987 di Hainfeld.
  5. Ivanka Khristova (Bulgaria) yang melempar sejauh 21.89 meter pada 4 Juli 1976 di Belmeken.
Demikianlah informasi-informasi tentang olah raga tolak peluru yang dapat kami sajikan melalui artikel ini, semoga bermanfaat.

TENIS MEJA

Pengertian Tenis Meja Tenis meja atau pingpong adalah salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua pasang (ganda) atau dua orang...